Oleh-oleh dari Kampanye


alah satu manfaat dari proses berkampanye ini adalah bisa kenal banyak orang, dan bisa menyambung kembali dengan alumni-alumni Pondok Pesantren Darussalam Blokagung yang selama ini jarang datang ke pondok. Dan ini menjadikan imbas kampanye saya berbeda dengan kebanyakan caleg.

Ramah tamah bersama masyarakat Desa Sumberarum, Songgon. setelah acara Rutinan Pengajian Jumat legi yang diadakan oleh Muslimat Ranting Sumberarum.

Di Banyuwangi, tradisi penghormatan kepada keluarga pesantren sangat tinggi, walaupun secara budaya cara penghormatannya tidak se-istimewa dengan tradisi pesantren Madura. Masyarakat selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga pesantren. Hal ini berasal dari filosofi untuk menghormati guru. Dengan menghormati guru atau keluarga guru maka kita akan mendapat barokah dan ilmu kita bisa bermanfaat. Begitu kira-kira dasar pemahamannya.

Jadilah setiap kali saya menghadiri acara pengajian atau acara-acara lainnya saya selalu mendapat shodaqoh camilan maupun makanan. Bila dalam sehari ada tujuh acara, bisa dipastikan saya pun akan makan tujuh kali dalam sehari. Apa tidak bisa menolak? ini hal yang paling sulit untuk dilakukan. Pernah suatu saat karena waktu yang sudah sangat mepet, dan saya harus menghadiri dua acara lain di tempat yang agak berjauhan, akhirnya dengan sangat terpaksa saya menolak untuk makan, itupun dengan permohonan maaf yang sangat. Jarak seminggu dari kejadian itu, tuan rumah yang kebetulan alumni pondok Darussalam menelpon saya, “Saya selama seminggu ini mikir terus neng, salah saya apa ya, kok sampe jenengan tidak berkenan makan di rumah saya.” Nah kan!

Kalau caleg lain biasanya waktu kampanye berangkat mobilnya penuh amunisi yang akan diberikan kepada masyarakat yang akan didatangi, kalau saya sebaliknya. Saya berangkat paling hanya membawa alat-alat peraga, seperti kartu suara, stiker dll, pulangnya mobil saya bisa penuh macam-macam. Kadang-kadang ada yang memberi sayuran, buah-buahan, ubi-ubian dll. Pernah suatu saat mobil terlalu penuh dengan ubi, padahal jadwalnya masih ada beberapa tempat lain yang harus didatangi, akhirnya saya mengontak orang rumah untuk bawa mobil lainnya dan janjian di suatu tempat, ubi dipindah ke mobil dari rumah lalu dibawa pulang.

Kalau emak-emak yang bagian masak di rumah paling senang kalau saya pulang bawa sayuran. Kalau saya pribadi akan tersenyum sumringan kalau mobil penuh dengan bau durian, sedap! hehehe…




Nihayatul Wafiroh

Adalah anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) yang mewakili Daerah Pemilihan Jawa Timur III (Banyuwangi-Bondowoso-Situbondo). Saat ini juga dipercaya sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di Dewan Pengurus Pusat PKB. Aktif dalam Kaukus Perempuan Parlemen RI sebagai Wakil Sekretaris.