“Pokoknya IPad…..”


Ini cerita tentang anakku yang nomor dua, Dedek Muhammad Aqil Mirza. Umurnya bulan April ini masuk delapan tahun, sekarang duduk di kelas dua SD Darussalam, Blokagung, Banyuwangi.

Mungkin sama dengan anak-anak kecil jaman sekarang, dedek Mirza sudah sangat familiar dengan teknologi sejak kecil. Mungkin karena tiap hari melihat orang-orang disekitarnya selalu pegang laptop, jadi dia pun juga mulai terbiasa dengan laptop. Bahkan waktu dia kelas TK B, aku sempat misahin dia dari TV selama beberapa bulan. Sebagai ganti TV, dia aku sediakan film anak-anak di laptop. Jadi walaupun tidak ada aku, dia bisa mengoperasikan sendiri laptop untuk melihat film-film kesukaannya.

Dulu waktu dia belum bisa mengoperasikan komputer atau laptop sendiri, dia akan teriak-teriak memanggil orang-orang rumah untuk memutarkan komputer, ya untuk main game ataupun sekedar minta diputerkan lagu-lagu yang ada di laptop.

Keranjingannya pada teknologi merambah juga ke HP, seluruh HP orang di rumah sudah pernah menjadi korban keisengan dedek. Ya mulai diganti profil picture, ringingtone, atau diobrak-abrik settingannya. Pernah suatu saat aku sangat shock karena pulsa yang baru beberapa hari aku isi eh langsung habis, ternyata eh ternyata sama dedek di daftarkan game online yang biayanya sangat mahal, sampe akhirnya aku harus mengalah ganti nomor HP, karena ternyata untuk unreg game online tidak mudah.

Dedek sekarang mulai keranjingan game-game online. Beberapa waktu lalu dia sangat maniak game online, hingga tidak ada aktivitas lain ketika pulang sekolah selain di depan laptop. Bahkan dia tidak pernah keki untuk ikut aku pergi. “Dedek di rumah saja ma, dedek gak ikut pergi,” itu jawaban yang selalu dia berikan kalau aku ajak pergi. Aku mulai khawatir ketika teman-temannya datang ke rumah dan dia tetep tidak mau diajak main ke luar sama teman-temannya. Ini sudah tidak sehat buat dedek, kalau habiskan waktu berjam-jam di depan laptop tanpa aktivitas di luar. Akhirnya kami mengambil keputusan untuk meng-off kan jaringan internet di rumah beberapa waktu, terutama di laptop yang dipakai dedek, Alhamdulilah lumayan sembuh dan dedek mau main sepak bola dengan teman-temannya lagi.

Sebenarnya dedek kalau membuka laptop yang dilihat bukan hanya game, tapi dia juga ke google, nyari gambar-gambar. atau buka youtube untuk lihat film upin-ipin atau film anak-anak lain. Beruntunglah laptop di rumah tidak diletakkan di kamar, tapi di ruang nonton TV, jadi semua orang bisa mengontrol apa yang sedang diakses dedek.

Beberapa waktu lalu dedek duduk disampingku waktu aku membuka Facebook, terus dia tanya, “Ma, password atau kata sandi itu apa sih?” lalu aku coba jelaskan apa itu kata sandi dan apa gunanya. “Aku itu pengen punya Facebook, kan di facebook ada banyak game, tapi aku tidak tahu kata sandiku ma. buatkan dong ma.” Dubrakkkk dehhh. “Dedek, kalau tidak punya facebook ya gak punya kata sandi nak,” aku mencoba menjelaskan. Eh dia malah memaksaku untuk membuatkan facebook. Aku jadi geli sekali melihat bagaimana dia ngotot mintak facebook. Akhirnya aku bilang ke dia “Dek, yang bisa buat facebook itu anak yang umurnya sudah 12 tahun, dedek kan masih 8 tahun.” Dia lalu pergi sambil nyaprut-nyaprut dan bilang..”Uhhh masih empat tahun lagi dong.” hahhaa

Akhir tahun kemarin aku mengajak Dedek dan Kakak Kavin menghabiskan liburan di Jakarta selama seminggu. First place yang kami kunjungi adalah Gramedia. Kebetulan Gramedia Matraman dekat banget dengan kostku di Jakarta. Sebelum naik ke lantai 2-4 yang khusus buku-buku, aku sempat berhenti sebentar di lantai bawah yang mendisplai komputer apple dan juga beberapa ipad. Sempat nyentuh Ipad beberapa saat lalu aku pergi mencari buku. Ternyata setelah aku mencoba Ipad, dedek mirza juga ikut-ikutan nyoba Ipad. “Ma, nanti aku susul ya ke atas, dedek di sini dulu,” dia bilang begitu ketika aku ajak naik cari buku. Akhirnya dia aku tinggal sambil mainan Ipad. Sekitar 10 menitan, Dedek Mirza baru nyusul ke atas untuk beli buku.

Beberapa hari kemudian dedek Mirza ngajak ke Gramedia lagi, dan kakak juga bilang ingin beli buku. Jadi kami kembali ke Gramedia. Sesampai di Gramedia Dedek udah jalan ngeloyor mendahuli aku dan Kakak, dia langsung menuju display IPad. dan tentu dia tidak mau diajak naik ke atas. Baru tahu deh aku kalau dia maksa ke Gramedia karena pengen main game di Ipad. Sampe aku kembali cari buku, dia masih betah di depan Ipad.

Nyampek rumah dedek mulai deh merayu-rayu diriku.”Ma, laptop mama itu lho sudah jelek, batrenya sudah rusak, ganti Ipad dong ma. Ipad itu keren lho ma, gak pake mouse, pake tangan aja enak. Tangan gak capek ma” Watawww…. aku sih gak terlalu nanggapi, cuman ketawa-ketawa aja mendengar ocehannya. Eh ternyata sampe beberapa minggu berikutnya, setiap kali aku telfon dia pasti bilang “Ma, ayolah beli Ipad.” duhhhh nih minta Ipad kayak minta krupuk. Orang-orang rumah sampai kaget mendengar dedek mulai ‘wiridan’ ke aku minta Ipad. “Kok yo anak ini ngerti Ipad tho??? lawong anak-anak yang kuliah itu aja belum tentu ngerti,” kata adekku terheran-heran. “Eh Ipad iki opo tho?” tanya ibuku terlongo-longo hahhaha.

Sebulan lalu permintaan dedek bertambah, “Ya udah ma kalau gak Ipad, aku belikan samsung galaxy tab android yang Ginger bread.” WHAT???….. apa’an lagi itu…… ginger bread?? apanya Cheese cake ya itu?? hahaha. Aku sampe harus bertanya ke beberapa orang what is ginger bread. 

Beberapa waktu lalu aku sempat pulang, terus Dedek Mirza ditanya sama adekku, “Dek, senengnya mama datang?.” Eh dia jawabnya malah begini “Enggak, mama bohong, aku minta Ipad atau samsung galaxy android gak dibelikan.” Adekku ngakak sampe jungkir balik wakkakaka. Bahkan aku sempat dibukakan google sama dia ketika aku tanya seperti apa sih samsung yang ginger bread itu heheh.

Sebenarnya aku sudah berusaha menjelaskan ke dia dengan bahasa yang halus, “Dek, Ipad dan samsung itu harganya mahal banget, dan itu bukan hanya untuk game. Dari pada uanganya buat beli Ipad kan mending buat bayar sekolahnya dedek, kakak, Mama dan babah, dan bisa buat beli buku 10 kardus itu dek.” Kalau aku sudah ngomong begitu kadang dia langsung pergi sambil marah, kadang dia diam saja lalu mengangguk-angguk, tapi pernah juga dia jawab begini “Makanya mama kerja yang baik dong, biar bisa punya uang banyak, jadi bisa buat bayar sekolahku, sekolah kakak, sekolah mama, sekolah Babah, dan bisa buat beli Ipad juga.” Dubrakkkkkkk

Dan hadirin yang kami hormati… hingga sekarangpun tiap aku telfon permintaanya belum beranjak dari IPAD…hiks hiks hiks. Emang beli Ipad itu kayak beli permen di warung ya??? anyone want to donate Ipad for me?? heehe




Nihayatul Wafiroh

Adalah anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) yang mewakili Daerah Pemilihan Jawa Timur III (Banyuwangi-Bondowoso-Situbondo). Saat ini juga dipercaya sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di Dewan Pengurus Pusat PKB. Aktif dalam Kaukus Perempuan Parlemen RI sebagai Wakil Sekretaris.