KUNJUNGAN KERJA : YOGYAKARTA


‘Di sini banyak pengangguran terpelajar’ ungkap Disnaker Yogyakarta pada kami, komisi IX. Dia mengatakan hal itu ketika kami sedang kunjungan kerja di Yogyakarta pada 2-6 Agustus tahun ini. Pengangguran terpelajar adalah istilah yang digunakan untuk merepresentasikan orang-orang yang telah lulus kuliah di perguruan tinggi dan tidak memiliki penghasilan tetap. Pernyataan ini saya pahami sebagai keinginan dari Disnaker untuk mencari solusi agar tidak lagi banyak pengangguran terpelajar di kota pelajar ini. Karenanya, saya menyarankan pada Disnaker untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan cara Disnaker menggunakan media sosial untuk bekerja sama dengan para pengangguran tersebut. Karena media ini murah dan sudah banyak yang memiliki media ini. Saya mengatakan kerja sama, karena para pengangguran ini bukan seseorang yang tidak memiliki kemampuan bekerja dan tidak dapat menghasilkan, tetapi karena belum adanya ruang yang cukup bagi mereka untuk menuangkan energinya untuk menghasilkan uang. Karenanya, perlu diciptakan ruang sesuai kebutuhan mereka. Hal yang sama juga dapat dilakukan Dinkes. Dinkes juga dapat bekerjasama dengan kampus untuk sosialisasi program-program baik melalui kegiatan pengabdian masyarakat secara langsung maupun melalui media sosial. Para mahasiswa ini juga dapat diajak bersama untuk maintain media sosial Dinkes. Karena selama ini Dinkes Yogyakarta ternyata tidak begitu aktif di media sosial. Dengan begitu, kedua pihak dapat bersinergi dan memahami dan memenuhi kebutuhan masing-masing.

Selain menemui dan berdiskusi dengan Disnaker, Dinkes dan Wali Kota, di kota yang penuh kenangan ini, kami juga mengunjungi rumah sakit umum daerah dan puskesmas. Puskesmas yang kami datangi adalah puskesmas Mantrijeron. Puskesmas yang telah menjadi teladan nasional. Berbeda dengan puskesmas-puskesmas yang pernah saya kunjungi, pelayanan yang ada di puskesmas ini memang pantas mendapatkan penghargaan. Masuk di puskesmas ini ada resepsionis yang menjaga yang menyambut dengan ramah. Ada dua jalur di puskesmas ini yaitu jalur untuk yang sakit dan jalur perawatan. Pembedaan jalur ini mempermudah para pasien untuk segera mendapatkan pelayanan. Menariknya lagi, puskesmas ini mencetak anak-anak berpartisipasi menjadi generasi jentik.  Asumsinya, anak kecil lebih jujur ketika diminta keterangan. “Mereka jujur saat jawabnya. kalau rumah mereka ada jentik banyak ya bilang begitu..’ tegas petugas puskesmas.

untitled-1




Nihayatul Wafiroh

Adalah anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) yang mewakili Daerah Pemilihan Jawa Timur III (Banyuwangi-Bondowoso-Situbondo). Saat ini juga dipercaya sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di Dewan Pengurus Pusat PKB. Aktif dalam Kaukus Perempuan Parlemen RI sebagai Wakil Sekretaris.