Hasil Kunjungan Kerja ke Kalimantan Barat


Pada 20-24 Maret 2016 kemarin, komisi IX mengadakan Kunjungan Kerja ke Kalimantan Barat. Saya mencatat beberapa hal penting dari Hasil Kunjungan Kerja pada persidangan III tahun persidangan 2015-2016 kali ini, yaitu:

1. Pertemuan dengan Eksekutif Kalimantan Barat. Pada pertemuan kali ini, Gubernur Kalimantan Barat beserta SKPD ( Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang berhubungan dengan komisi IX menemui kami.
Ada beberapa hal yang mereka sampaikan kepada kami (Komisi IX):
a. Provinsi Kalimantan Barat sedang ada persoalan dengan Rabies. Padahal sebelumnya, hingga tahun 2012 Kalbar bebas rabies. Namun setelah antar provinsi di pulau Kalimantan terhubung, Rabies mulai masuk di Kalbar. Mereka kesulitan menangani masalah ini. Sebab, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan hanya ada di tingkat Provinsi. Padahal masalah juga terjadi di Kabupaten dan Kota. Untuk menanggulangi masalah ini butuh kerja sama antara Dinas peternakan dengan Dinas Kesehatan.
b. Banyak yang belum terdaftar di BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Terutama bagi yang bekerja di pedalaman-pedalaman, seperti di kebun sawit.
c. Distribusi KIS (Kartu Indonesia Sehat) sudah 95%. Gubernur meminta untuk ikut mendistribusikan yang masih 5%.
d. PIN ( Pekan Imunisasi Nasional) sudah 90%.
e. Ada tanaman yang diduga mengandung unsur narkotika. Gubernur sudah melaporkan dan membawa tanaman tersebut ke BNN pusat. Hasilnya, BNN membenarkan tanaman tersebut mengandung narkotika. Padahal tanaman tersebut banyak terdapat di Kalbar. Untuk mengatasi hal ini gubernur meminta ada undang-undang atau peraturan yang mengatur tanaman-tanaman lokal yang membahayakan itu.
f. HIV/AIDS terbilang tinggi. Karena Kalbar merupakan daerah perbatasan.

IMG-20160322-WA0002

Mengunjungi BLK Kalbar

2. Acara kedua kami adalah mengunjungi BLK ( Badan Latihan Kerja).
Adapun temuan-temuan pada kunjungan tersebut diantaranya adalah:
a. Secara umum BLK sangat luas. Sayang tampak tidak begitu terawat.Terlihat berdebu, banyak sarang laba-laba bahkan beberapa titik ada bekas genangan air seperti usai banjir.
b. Saat kami berkunjung ada beberapa pelatihan yang sedang berlangsung yakni: Latihan desain grafis, Tata Rias, Montir dan jahit menjahit.
c. Menurut kepala Disnakertras, dari segi SDM (Sumber Daya Manusia) Kalbar mampu, namun mereka butuh suntikan dana untuk optimalisasi BLK.

3. Kunjungan berikutnya adalah ke RSUD Sultan Syarif Mohammad AlKadrie.

Beberapa hal penting yang saya temukan adalah :

a. RSUD ini baru berdiri empat tahun lalu, tahun 2012. Saat ini RS ini hanya memiliki kelas 3 saja, dan sedang dibangun untuk ruang kelas 1 dan 2.
b. Beberapa dokter komplain dengan BPJS. Sebabnya, i. Obat-obatan di e-catalog mulai januari belum keluar. Seringkali obat kosong, dan dokter tidak bisa memakai obat yang tersedia, karena obat yang ada tidak masuk katalog. ii Obat yang seharusnya dibutuhkan pasien ada yang tidak masuk katalog, sehingga mereka kebingungan mengatasi hal ini dan tentu menjadi kendala dalam proses penyembuhan pasien. iii. Sistem rujukan yang berjenjang dari Puskesmas ke RS semakin mempersulit RS. Contohnya, pasien Ibu yang akan melahirkan, ketika di puskesmas karena ada satu hal alasan sehingga dirujuk di RS, ternyata sampai RS perkembangan selanjutnya ibu ini bisa melahirkan normal, tidak perlu operasi. Sehingga biaya RS tidak bisa diklaimkan. iv. Temuan di RS, ada pasien balita yang berada di ruang isolasi dan dia terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Ibunya bilang “Bagaimana saya mau ikut BPJS, kalau peraturan baru mengharuskan daftarnya sekeluarga. Padahal anak saya 3 orang. Berarti harus daftar 5 orang. Terlebih pada setoran awal harus membayar tiga bulan.” Kasus ini langsung ditindaklanjuti oleh komisi IX.

IMG-20160322-WA0018

Mengunjungi RSUD Sultan Syarif Mohammad AlKadrie

4. Kunjungan ke Kantor BPJS
Beberapa temuan saya:
a. Secara umum kantor BPJS cukup bagus, bersih dan sistem antrian sudah menggunakan mesin.
b. Persoalan peningkatan kepesertaan salah satunya untuk dapat mengakses perusahaan-perusahaan. Sebab mereka seringkali menyembunyikan data real jumlah pegawai dan gaji pegawai
c. Permasalahan terbesar adalah tunggakan pembayaran.

5. Kunjungan ke BPOM
Berikut temuan saya:
a. Terdapat tiga mobil keliling untuk menguji kelayakan makanan

b. BPOM mendampingi pengusaha-pengusaha kecil rumahan agar terus berkembang dan hasil produksi makanannya sehat.

c. Kurang mesin untuk mendeteksi pestisida.




Nihayatul Wafiroh

Adalah anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) yang mewakili Daerah Pemilihan Jawa Timur III (Banyuwangi-Bondowoso-Situbondo). Saat ini juga dipercaya sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di Dewan Pengurus Pusat PKB. Aktif dalam Kaukus Perempuan Parlemen RI sebagai Wakil Sekretaris.