Ini Untuk Negara, Ini Demi Negara


Saya selalu merasa sangat bersyukur, karena ketika saya pikir satu jalan tertutup, ternyata terbuka jalan lain. Dan Allah mempertemukan saya dengan banyak orang-orang yang luar biasa.

Pernah suatu saat, saya berada pada posisi yang sudah pasrah. Saya merasa sudah tidak bisa mengendalikan atau mencari suara di salah satu tempat. Tapi takdir mempertemukan saya dengan salah satu orang yang luar biasa. Saya tidak pernah kenal orang ini, tapi seorang teman dapat meyakinkan orang ini untuk turut bergabung membantu perjuangan saya kampanye. Sebut saja namanya Cacak. Nah untuk untuk lebih meyakinkan diri, beliau ini meminta ijin saya untuk menemani road show saya di 5 dapil, mulai pagi hingga tengah malam. Dan saya pun dengan senang hati mengijinkan.

Bersama dengan Kyai Imam Nahrowi dan tokoh masyarakat, di Plalangan, Sumber Malang, Situbondo.

Cacak ini seorang aktivis dengan latar belakang pendidikan pesantren yang kuat. Beliau memilih mengabdikan diri untuk mendampingi pengembangan masyarakat. Beliau menjadi pendamping masyarakat untuk mendapatkan sumberdaya alamnya, mengajarkan masyarakat tentang kemandirian ekonomi dan sebagainya.

Selama saya mengumpulkan kordinator desa di tiap-tiap dapil, saya merasa banyak terbantu oleh pemikiran-pemikiran Cacak. Saya berseru kegirangan tentang konsep korupsi yang disampaikan Cacak. Beliau bilang, “Ketika seseorang datang ke gedung DPR yang terhormat dan hanya bisa duduk saja, tanpa mampu memberikan sumbang sih apapun terhadap Negara, walaupun itu sumbangan ide saja, dia sudah terhitung korupsi. Terlebih lagi ketika dia masih pulang membawa uang.” Bagi saya ini pernyataan yang sangat kuat sekali.

Cacak juga menjelaskan tentang bagaimana kita mesti bernegara, “Khubbul Wathan minal Iman, cinta kepada Negara adalah sebagian dari iman. Kita semua memiliki kewajiban untuk menjadikan Negara Indonesia ini baik, terbebas dari korupsi, dan rakyatnya makmur. Jadi mari kita niati memilih wakil-wakil kita yang bersih, baik dan punya kemampuan, sebagai wujud kecintaan kita kepada Negara.” Dan saya sangat sepakat dengan konsep Cacak mengenai hal ini.

Ternyata masa mengikuti kegiatan saya selama sehari penuh, menjadikan Cacak semakin yakin untuk mendukung saya. “Saya mensupport anda, bukan semata-mata untuk memenangkan anda, tapi tujuan saya lebih besar. Saya ingin menyelamatkan orang-orang yang tidak kompeten dari korupsi, dan ini demi Negara. Kalau orang-orang yang tidak kompeten jadi anggota dewan, dan mereka tidak bisa melakukan apa-apa sama artinya mereka korupsi tiap hari. Tentu Negara akan sangat rugi menggaji mereka. Untuk itu biar mereka tidak jadi, maka saya harus mensupport orang-orang yang saya anggap kompeten dan saya anggap tidak berpotensi untuk korupsi untuk menjadi anggota dewan. Dan dalam pandangan saya, anda salah satu orang yang harus saya perjuangkan itu.” Saya pun meleleh mendengar ucapan Cacak.

Memang sejak saat itu, Cacak terus bergerak, memperkuat jaringannya untuk bisa mendukung saya. Dengan motor bututnya, Cacak seperti gasing yang tidak pernah diam. Setiap kemungkinan dia jajaki. Lapisan-lapisan di tempat yang masih rentan dia lakukan. Dan semua orang selalu diberi landasan bahwa “Ini Untuk Negara, Ini Demi Negara.”

Sosok Cacak adalah bukti masih ada orang yang memiliki idealisme tinggi. Dan saya yakin di luar sana masih banyak orang-orang yang seperti Cacak.

Proud of you (Saya bangga dengan) Cacak!

ninik mobil




Nihayatul Wafiroh

Adalah anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) yang mewakili Daerah Pemilihan Jawa Timur III (Banyuwangi-Bondowoso-Situbondo). Saat ini juga dipercaya sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di Dewan Pengurus Pusat PKB. Aktif dalam Kaukus Perempuan Parlemen RI sebagai Wakil Sekretaris.